Rabu, 07 Februari 2018

FAKTA SEJARAH BAHWA PURNAWARMAN RAJA MENDUNIA (Bagian-2)


ANALISA TENTANG PURNAWARMAN RAJA MENDUNIA 

Penulis yakin bahwa Purnawarman adalah raja diraja atau maharaja yang mempunyai kekuasaan mendunia, bahkan mungkin setara atau menyamai luas wilayah nusantara sekarang, dengan alasan tidak terdapatnya data sejarah mengenai kerajaan-kerajaan lain dibagian Indonesia sebelah timur, berita mengenai munculnya kerajaan-kerajaan disebelah Timur Indonesia baru muncul ketika masa Keemasan Kerajaan Sriwijaya, mulai sekitar abad 7, berita pelancong dari negeri jazirah Arab. Artinya sah-sah saja kalau dikatakan Tarumanagara mengusai wilayah tersebut. Bahkan tatar Jawa yang bisa dikatakan lebih modern, tidak terdapat sama sekali berita mengenai telah tumbuh dan berkembangnya suatu kerajaan pada masa itu. Tatar Jawa juga sah kalau diklaim masuk wilayah kekuasaannya Kerajaan Tarumanagara. Begitu pun di wilayah Indonesia bagian barat, tidak ada informasi pada saat itu salah satu kerajaan yang memberikan informasi seperti Tarumanagara. Sah juga kalau dianggap mereka berada dalam kekuasaan Tarumanagara. 

Pembaca yang budiman pasti bertanya bagaimana dengan kerajaan Kutai? Nah, mari kita lihat bukti fakta sejarah yang ada. 

1.    Prasasti yang ditemukan di Kutai yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4. Prasasti itu bukan dibuat oleh raja di daerah Kutai, tapi dibuat oleh para Brahmana sebagai ucapan terima kasih atas kemurahan hati raja Mulawarman atas hadiah berupa 1000 ekor sapi dan lainya, ada juga yang mengatakan lembu. Tetapi dalam prasati itu tidak dijelaskan nama kerajaan. CATAT! Nama kerajaan Kutai itu diberikan setelah diketemukan Naskah Nagarakertagama yang menyebutkan adanya kerajaan dibawah Kerajaan Majapahit yang bernama Kutai Kertanagara. Merujuk dari informasi Nagarakertagama, entah siapa yang memulai, maka prasasti yang diketemukan itu dinamai prasasti kutai dan Nama Kerajaannya pada kisaran abad ke-4 itu diduga adalah Kerajaan Kutai. 

2.    Perhatikan nama raja-raja yang disebut dalam prasasti tersebut. Pertama, Kudungga yang menerangkan mempunyai seorang putra. Kedua Aswawarman adalah putra dari Kudungga yang mempunyai 3 orang putra, hanya putra yang cemerlang yang disebut, dan Aswawarman ini adalah pendiri dinasti, entah apa nama dinastinya, tidak disebutkan. Ketiga. Mulawarman, putra yang paling cemerlang diantara ketiga putra Aswawarman tersebut diatas. Tentang penyebutan nama Kudungga dan Aswawarman hanyalah penyebutan silsilah keluarga dari Raja Mulawarman sebenarnya oleh para Brahmana dalam prasasti tersebut. Jadi tidak menyebutkan raja-raja yang berkuasa di daerah tempat prasasti ditemukan pada masa itu.

3.    Lihat kembali jumlah hewan ternak sapi yang dihadiahkan kepada para Brahmana, 1000 ekor, bukan kah itu juga jumlah yang diberikan raja Purnawarman terhadap para Brahmana di Kerajaan Tarumanagara, cek prasati Tugu? Kalau dilihat dari huruf dan bahasa yang digunakan adalah sama yaitu huruf palawa dan bahasanya sansekerta. Mungkin ada perbedaan sedikit, tergantung siapa yang menulis dan tahun penulisan. Tapi pada dasarnya sama.

4.    Dalam bahasa sansekerta yang penulis ketemukan dari beberapa sumber. Purnawarman, asal kata dari Purna dan Warman. Purna artinya selesai atau sempurna, warman artinya cahaya atau raja. Jadi purnawarman adalah cahaya sempurna atau raja sempurna. Mulawarman berasal dari kata Mula dan Warman, mula artinya awal, permulaan, Warman sama seperti diatas mempunyai arti cahaya atau raja. Dengan demikian Mulawarman mempunyai arti raja permulaan. Ada pepatah, timur jauh dengan barat jauh bukankah menunjuk tempat yang sama? Begitu juga penulis berpendapat, raja sempurna dan raja permulaan dapat menunjuk pada satu orang yang sama. Kalau Mulawaman artinya raja permulaan, kenapa nama itu tidak diberikan kepada Kudungga?

5.    Yang jadi pertanyaan selanjtunya, kenapa seorang raja yang sama diberikan dua nama berbeda (Mulawarman dan Purnawarman)? Nah, mari kita perhatikan prasasti yang menerangkan tentang Kerajaan Tarumanagara dengan Rajanya Purnawaraman itu menunjukan angka pembuatan pada tahun 536 Masehi, tepat satu tahun setelah bencana alam super dasyat, letusan gunung Krakatau 535 Masehi. Mungkin inilah penyebab perubahan nama raja dari Mulawarman menjadi Purnawarman (raja yang sempurna). Bencana alam gunung krakatau diperkirakan juga menyebabkan eksodus masyarakat Tarumanagara ke arah menjauh sumber bencana dan arah yang mungkin adalah ke arah timur. Para Brahmana yang membuat prasati yang diketemukan di daerah hulu sungai Mahakam yang terkenal dengan sebutan prasasti Kutai adalah para pelaku yang melakukan eksodus akibat bencana tersebut lewat laut. Kelihatanya. Kita baru dapat melihat jelas terhadap sejarah Nusantara masa lampau kalau seandainya 26.000 manuskrip yang ada di Leiden, negeri Belanda itu bisa kita angkut ke tanah air tercinta, arsip kita aja hanya 12000-an. 

Fakta sejarah selanjutnya yang mendukung dugaaan bahwa raja Purnawarman adalah raja mendunia adalah sebagai berikut:

1.   Prasasti Ciaruteun, memuat tulisan: 
“Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur, Purnawarman penguasa Tarumanagara”. 

2.   Prasasti Cidanghiang, memuat tulisan: 
“Ini (tanda) keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sungguh-sungguh dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji seluruh raja-raja”. 

3.   Prasasti Pasir Kaleangkak (Bogor), berisi: 
“Gagah, mengagumkan, dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri Purnawarman, yang memerintah diTaruma dan baju zirahnya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.” 

4.   Prasasti Kebon Kopi (Cibungbulang), berisi:
Di sini tampak sepasang kaki … yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam …dan kejayaan.” 

5.   Prasasti Tugu, berisi: 
“Dahulu kali yang bernama Kali Chandrabhaga (Kali Bekasi) digali oleh Maharaja Yang Mulia yang mempunyai lengan yang kencang dan kuat, yakni Raja Purnawarman. Setelah melewati istana baginda yang masyhur, kali itu dialirkan ke laut. Kemudian, di dalam tahun ke-22 dari takhta baginda, Raja Purnawarman yang berkilau karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja, memerintahkan pula menggali kali yang indah serta jernih airnya. Kali Gomati namanya. Kali ini mengalir di tengah-tengah kediaman Sang Pendeta Nenek da Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, yakni pada tanggal 8 paro peteng bulan Phalguna dan diakhiri pada hari tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Untuk itu, diadakan selamatan yang dilaksanakan oleh para brahmana. Untuk selamatan itu, Raja Purnawarman mendharmakan seribu ekor sapi”. 

6.   Lihat juga pembangungan sungai dengan sekala besar, 11 kilometer, prasasti Tugu, dan sungai lainnya dan itu bukan pekerjaan mudah, perlu kerjasama semua pihak untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan diperuntukan untuk meningkatkan produksi pangan serta sistem pengairan lahan, apakah serasi dengan simbolisasi Lebah? Wajar kalau kerajaannya ditakuti dan disegani, dan wajar juga kalau Purnawarman mengusai seluruh wilayah Nusantara, tidak pernah terkalahkan, serasi dengan simbolisasi laba-laba dan lebah.

7.   Raja di Nusantara mana yang pernah menyumbang atau memberi hadiah 1000 ekor sapi kepada para Brahmana? 1000 ekor x 10 juta, misal harga sapi 10 juta berati total yang disumbangkan adalah 10 milyar, nilai yang sungguh fantastis, itu cuma hadiah loh. Jelas Tarumanegara bukan kerajaan kecil, dan pemberian hadiah itu semata-mata memberi contoh bersedekah dan kepercayaan terhadap apa yang dia anut, dan pemberian hadiah ini pula menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, serasi dengan simbolisasi teratai dan lebah.

8.   Sumber luar negeri tentang masa Kerajaan Tarumanagara ini diberitakan oleh Fa-Hien (414 Masehi), berita dinasti Sui (528 dan 535 Masehi) dan dinasti Tang (666 dan 669 Masehi). To-lo-mo diduga secara fonetis sebagai Taruma atau menunjuk kerajaan Tarumanagara  Ini juga menjadi indikasi bahwa kerajaan pada saat itu yang diakui di Nusantara adalah kerajaan Tarumanagara. Lihat tahun pada dinasti Sui 528 dan 535 Masehi. Terhenti di 535 Masehi dan itu kejadian bencana alam seperti disampaikan diatas.

9.   Penemuan situs percandian Batujaya yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik. Ditermukan sebanyak 24 candi sekaligus. Itu baru di permukaan, belum yang di bawah permukaan. Bisa jadi yang terbesar di Asia Tenggara. Situs Batujaya telah dengan luas sekitar 5 kilometer persegi. Dahulu di sepanjang pesisir Karawang berjejer bangunan tertua di Indonesia. Abad 4 Masehi, warisan kerajaan Tarumanegara. 2 Candi sedang dipugar, yaitu: Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Berdasarkan analisis radiometri karbon 14 pada artefak-artefak peninggalan di candi Blandongan, diketahui bahwa kronologi paling tua berasal dari abad ke-2 Masehi dan yang paling muda berasal dari abad ke-12.

Pakar arkeologi Indonesia mengatakan, Situs Batujaya menggunakan material bata pada abad ke-5 Masehi, berdasar analisis pertanggalan Radiocarbon Dating C-14, analisa bentuk paleografi. Jadi, bata di Batujaya bisa lebih tua dari batu candi2 di Indonesia. Membuat bata lebih sulit daripada memahat batu. Penguasaan teknologi pembuatan bata, dari sejak pemilihan jenis tanah, bentuk, ukuran dan pembakarannya, apalagi awet sampai hari ini, menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi. Bata berukuran 41 x 22 x 7 cm diolah sangat baik ; keras, bercampur ( temper ) pasir, kulit padi ( sekam ) dan dibakar sempurna.

Di samping candi, di situs Batujaya juga ditemukan 5 kerangka manusia akhir prasejarah ( sekitar abad ke-2 M ) yang ditemukan di pelataran Candi Blandongan. 5 kerangka manusia dilengkapi bekal kubur dan 2 batu menhir berukuran 2,1 meter dan 2,2 meter. Kelima kerangka terkubur di kedalaman 93 meter dengan posisi berjejer dan hanya satu yang utuh dari ujung batok kepala hingga ujung tulang kaki. Gerabah yang utuh dan pecah berada di antara tulang kaki kerangka. Ada yang disimpan di atas perut dan berdekatan dengan kerangka. Di tulang lengan, ada benda logam. Kerangka itu sudah ada sebelum muncul Kerajaan Tarumanagara (era kerajaan Salakanagara). Masyarakat Sunda kuno diduga sudah kontak dengan India, Srilangka dan Bali ( Situs Sembiran ) sejak awal Masehi. Dengan X-ray Diofraction ( XRD ), gerabah2 tsb mirip dengan gerabah di Situs Anuradhapura (Srilangka) dan Arikamedu (India). Tembikar Arikamedu mendapat pengaruh dari kebudayaan Buni (Sunda Kuno). Gerabah di Candi Blandongan dibuat dari bahan setempat dengan teknologi “budaya Buni”.

Dari uraian di atas, jelaslah sudah bahwa Tarumanagara merupakan kerajaan besar yang memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi, dengan rajanya Purnawarman seorang raja yang mendunia dan menjadi panji seluruh raja-raja. 

Disarikan dan ditambahkan dari sumber utama: htt://menguaktabirsejarah.blogspot.com/2012/06/purnawarman-raja-mendunia.htm, dengan penambahan dari beberapa referensi/sumber terkait).

- SEKIAN -

3 komentar: