ANALISA TENTANG PURNAWARMAN RAJA MENDUNIA
Penulis yakin bahwa Purnawarman adalah raja diraja
atau maharaja yang mempunyai kekuasaan mendunia, bahkan mungkin setara
atau menyamai luas wilayah nusantara sekarang, dengan alasan tidak
terdapatnya data sejarah mengenai kerajaan-kerajaan lain dibagian
Indonesia sebelah timur, berita mengenai munculnya kerajaan-kerajaan
disebelah Timur Indonesia baru muncul ketika masa Keemasan Kerajaan
Sriwijaya, mulai sekitar abad 7, berita pelancong dari negeri jazirah
Arab. Artinya sah-sah saja kalau dikatakan Tarumanagara mengusai wilayah tersebut. Bahkan
tatar Jawa yang bisa dikatakan lebih modern, tidak terdapat sama sekali
berita mengenai telah tumbuh dan berkembangnya suatu kerajaan pada masa
itu. Tatar Jawa juga sah kalau diklaim masuk wilayah kekuasaannya
Kerajaan Tarumanagara. Begitu pun di wilayah Indonesia
bagian barat, tidak ada informasi pada saat itu salah satu kerajaan
yang memberikan informasi seperti Tarumanagara. Sah juga kalau dianggap
mereka berada dalam kekuasaan Tarumanagara.
Pembaca yang budiman pasti bertanya bagaimana dengan kerajaan Kutai? Nah, mari kita lihat bukti fakta sejarah yang ada.
1. Prasasti yang ditemukan di Kutai yang diperkirakan dibuat pada abad ke-4. Prasasti
itu bukan dibuat oleh raja di daerah Kutai, tapi dibuat oleh para
Brahmana sebagai ucapan terima kasih atas kemurahan hati raja Mulawarman
atas hadiah berupa 1000 ekor sapi dan lainya, ada juga yang mengatakan
lembu. Tetapi dalam prasati itu tidak dijelaskan nama kerajaan. CATAT!
Nama kerajaan Kutai itu diberikan setelah diketemukan Naskah
Nagarakertagama yang menyebutkan adanya kerajaan dibawah Kerajaan
Majapahit yang bernama Kutai Kertanagara. Merujuk dari informasi
Nagarakertagama, entah siapa yang memulai, maka
prasasti yang diketemukan itu dinamai prasasti kutai dan Nama
Kerajaannya pada kisaran abad ke-4 itu diduga adalah Kerajaan Kutai.
2. Perhatikan
nama raja-raja yang disebut dalam prasasti tersebut. Pertama, Kudungga
yang menerangkan mempunyai seorang putra. Kedua Aswawarman adalah putra
dari Kudungga yang mempunyai 3 orang putra, hanya putra yang cemerlang
yang disebut, dan Aswawarman ini adalah pendiri dinasti, entah apa nama
dinastinya, tidak disebutkan. Ketiga. Mulawarman, putra yang paling
cemerlang diantara ketiga putra Aswawarman tersebut diatas. Tentang
penyebutan nama Kudungga dan Aswawarman hanyalah penyebutan silsilah
keluarga dari Raja Mulawarman sebenarnya oleh para Brahmana dalam
prasasti tersebut. Jadi tidak menyebutkan raja-raja yang berkuasa di
daerah tempat prasasti ditemukan pada masa itu.
3. Lihat
kembali jumlah hewan ternak sapi yang dihadiahkan kepada para Brahmana,
1000 ekor, bukan kah itu juga jumlah yang diberikan raja Purnawarman
terhadap para Brahmana di Kerajaan Tarumanagara, cek prasati Tugu? Kalau
dilihat dari huruf dan bahasa yang digunakan adalah sama yaitu huruf
palawa dan bahasanya sansekerta. Mungkin ada perbedaan sedikit,
tergantung siapa yang menulis dan tahun penulisan. Tapi pada dasarnya
sama.
4. Dalam
bahasa sansekerta yang penulis ketemukan dari beberapa sumber.
Purnawarman, asal kata dari Purna dan Warman. Purna artinya selesai atau
sempurna, warman artinya cahaya atau raja. Jadi purnawarman adalah
cahaya sempurna atau raja sempurna. Mulawarman berasal dari kata Mula
dan Warman, mula artinya awal, permulaan, Warman sama seperti diatas
mempunyai arti cahaya atau raja. Dengan demikian Mulawarman mempunyai
arti raja permulaan. Ada pepatah, timur jauh dengan barat jauh bukankah
menunjuk tempat yang sama? Begitu juga penulis berpendapat, raja
sempurna dan raja permulaan dapat menunjuk pada satu orang yang sama.
Kalau Mulawaman artinya raja permulaan, kenapa nama itu tidak diberikan
kepada Kudungga?
5. Yang
jadi pertanyaan selanjtunya, kenapa seorang raja yang sama diberikan
dua nama berbeda (Mulawarman dan Purnawarman)? Nah, mari kita perhatikan
prasasti yang menerangkan tentang Kerajaan Tarumanagara dengan Rajanya
Purnawaraman itu menunjukan angka pembuatan pada tahun 536 Masehi, tepat
satu tahun setelah bencana alam super dasyat, letusan gunung Krakatau
535 Masehi. Mungkin inilah penyebab perubahan nama raja dari Mulawarman
menjadi Purnawarman (raja yang sempurna). Bencana alam gunung krakatau
diperkirakan juga menyebabkan eksodus masyarakat Tarumanagara ke arah
menjauh sumber bencana dan arah yang mungkin adalah ke arah timur. Para
Brahmana yang membuat prasati yang diketemukan di daerah hulu sungai
Mahakam yang terkenal dengan sebutan prasasti Kutai adalah para pelaku
yang melakukan eksodus akibat bencana tersebut lewat laut. Kelihatanya.
Kita baru dapat melihat jelas terhadap sejarah Nusantara masa lampau
kalau seandainya 26.000 manuskrip yang ada di Leiden, negeri Belanda itu
bisa kita angkut ke tanah air tercinta, arsip kita aja hanya 12000-an.
Fakta sejarah selanjutnya yang mendukung dugaaan bahwa raja Purnawarman adalah raja mendunia adalah sebagai berikut:
1. Prasasti Ciaruteun, memuat tulisan:
“Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti
(telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang
termashur, Purnawarman penguasa Tarumanagara”.
2. Prasasti Cidanghiang, memuat tulisan:
“Ini (tanda) keperwiraan, keagungan dan
keberanian yang sungguh-sungguh dari raja dunia, yang mulia Purnawarman,
yang menjadi panji seluruh raja-raja”.
3. Prasasti Pasir Kaleangkak (Bogor), berisi:
“Gagah, mengagumkan, dan jujur terhadap
tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri
Purnawarman, yang memerintah diTaruma dan baju zirahnya yang terkenal
tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya
yang senantiasa berhasil menggempur kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.”
4. Prasasti Kebon Kopi (Cibungbulang), berisi:
“Di sini tampak sepasang kaki … yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam …dan kejayaan.”
5. Prasasti Tugu, berisi:
“Dahulu kali yang bernama Kali Chandrabhaga
(Kali Bekasi) digali oleh Maharaja Yang Mulia yang mempunyai lengan yang
kencang dan kuat, yakni Raja Purnawarman. Setelah
melewati istana baginda yang masyhur, kali itu dialirkan ke laut.
Kemudian, di dalam tahun ke-22 dari takhta baginda, Raja Purnawarman
yang berkilau karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji
segala raja, memerintahkan pula menggali kali yang indah serta jernih
airnya. Kali Gomati namanya. Kali ini mengalir di tengah-tengah kediaman
Sang Pendeta Nenek da Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari
yang baik, yakni pada tanggal 8 paro peteng bulan Phalguna dan diakhiri
pada hari tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Galian itu panjangnya
6.122 tumbak. Untuk itu, diadakan selamatan yang dilaksanakan oleh para
brahmana. Untuk selamatan itu, Raja Purnawarman mendharmakan seribu ekor
sapi”.
6. Lihat juga
pembangungan sungai dengan sekala besar, 11 kilometer, prasasti Tugu,
dan sungai lainnya dan itu bukan pekerjaan mudah, perlu kerjasama semua
pihak untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan diperuntukan untuk
meningkatkan produksi pangan serta sistem pengairan lahan, apakah serasi
dengan simbolisasi Lebah? Wajar kalau kerajaannya ditakuti dan
disegani, dan wajar juga kalau Purnawarman mengusai seluruh wilayah
Nusantara, tidak pernah terkalahkan, serasi dengan simbolisasi laba-laba
dan lebah.
7. Raja di Nusantara
mana yang pernah menyumbang atau memberi hadiah 1000 ekor sapi kepada
para Brahmana? 1000 ekor x 10 juta, misal harga sapi 10 juta berati
total yang disumbangkan adalah 10 milyar, nilai yang sungguh fantastis,
itu cuma hadiah loh. Jelas Tarumanegara bukan kerajaan kecil, dan
pemberian hadiah itu semata-mata memberi contoh bersedekah dan
kepercayaan terhadap apa yang dia anut, dan pemberian hadiah ini pula
menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, serasi dengan
simbolisasi teratai dan lebah.
8. Sumber luar negeri
tentang masa Kerajaan Tarumanagara ini diberitakan oleh Fa-Hien (414
Masehi), berita dinasti Sui (528 dan 535 Masehi) dan dinasti Tang (666
dan 669 Masehi). To-lo-mo diduga secara fonetis sebagai Taruma atau
menunjuk kerajaan Tarumanagara Ini juga menjadi indikasi bahwa kerajaan pada saat itu yang diakui di Nusantara adalah kerajaan Tarumanagara. Lihat tahun pada dinasti Sui 528 dan 535 Masehi. Terhenti di 535 Masehi dan itu kejadian bencana alam seperti disampaikan diatas.
9. Penemuan situs
percandian Batujaya yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan
Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut
percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di
beberapa titik. Ditermukan sebanyak 24 candi sekaligus. Itu baru di
permukaan, belum yang di bawah permukaan. Bisa jadi yang terbesar di
Asia Tenggara. Situs Batujaya telah dengan luas sekitar 5 kilometer
persegi. Dahulu di sepanjang pesisir Karawang berjejer bangunan tertua
di Indonesia. Abad 4 Masehi, warisan kerajaan Tarumanegara. 2 Candi
sedang dipugar, yaitu: Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Berdasarkan
analisis radiometri karbon 14 pada artefak-artefak peninggalan di candi
Blandongan, diketahui bahwa kronologi paling tua berasal dari abad ke-2
Masehi dan yang paling muda berasal dari abad ke-12.
Pakar arkeologi
Indonesia mengatakan, Situs Batujaya menggunakan material bata pada abad
ke-5 Masehi, berdasar analisis pertanggalan Radiocarbon Dating C-14,
analisa bentuk paleografi. Jadi, bata di Batujaya bisa lebih tua dari
batu candi2 di Indonesia. Membuat bata lebih sulit daripada memahat
batu. Penguasaan teknologi pembuatan bata, dari sejak pemilihan jenis
tanah, bentuk, ukuran dan pembakarannya, apalagi awet sampai hari ini,
menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi. Bata berukuran 41 x 22 x 7 cm
diolah sangat baik ; keras, bercampur ( temper ) pasir, kulit padi (
sekam ) dan dibakar sempurna.
Di samping candi, di situs Batujaya juga ditemukan 5
kerangka manusia akhir prasejarah ( sekitar abad ke-2 M ) yang
ditemukan di pelataran Candi Blandongan. 5 kerangka manusia dilengkapi
bekal kubur dan 2 batu menhir berukuran 2,1 meter dan 2,2 meter. Kelima
kerangka terkubur di kedalaman 93 meter dengan posisi berjejer dan hanya
satu yang utuh dari ujung batok kepala hingga ujung tulang kaki.
Gerabah yang utuh dan pecah berada di antara tulang kaki kerangka. Ada
yang disimpan di atas perut dan berdekatan dengan kerangka. Di tulang
lengan, ada benda logam. Kerangka itu sudah ada sebelum muncul Kerajaan
Tarumanagara (era kerajaan Salakanagara). Masyarakat Sunda kuno diduga
sudah kontak dengan India, Srilangka dan Bali ( Situs Sembiran ) sejak
awal Masehi. Dengan X-ray Diofraction ( XRD ), gerabah2 tsb mirip dengan
gerabah di Situs Anuradhapura (Srilangka) dan Arikamedu (India).
Tembikar Arikamedu mendapat pengaruh dari kebudayaan Buni (Sunda Kuno).
Gerabah di Candi Blandongan dibuat dari bahan setempat dengan teknologi
“budaya Buni”.
Dari uraian di atas, jelaslah sudah bahwa
Tarumanagara merupakan kerajaan besar yang memiliki peradaban dan
kebudayaan tinggi, dengan rajanya Purnawarman seorang raja yang mendunia
dan menjadi panji seluruh raja-raja.
Disarikan dan ditambahkan dari sumber utama:
htt://menguaktabirsejarah.blogspot.com/2012/06/purnawarman-raja-mendunia.htm,
dengan penambahan dari beberapa referensi/sumber terkait).
- SEKIAN -